Fansub (Indonesia) Anime Favoritku

Setelah bertahun-tahun mengenal dunia anime, tentu saja aku telah berulang kali mendengar dialog berbahasa Jepang, berkat itu aku mulai bisa paham tanpa membaca subtitle-nya. Karena itu jugalah, aku merasa sangat risih ketika apa yang tertulis di subtitle berbeda jauh dengan meaning aslinya. Itu yang membuatku mulai mencari fansub yang tidak ngasal dalam proses penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia. Meskipun 90% diantaranya sering melakukan delay dan drop dalam berbagai proyek anime mereka, tapi dalam segi kualitas rilisan, empat jempol pun takkan cukup untuk mengapresiasi hasil kerja mereka.

Beberapa fansub ini bisa kalian jadikan referensi untuk mengunduh anime jika memang kalian lebih mengharapkan segi kualitas daripada kecepatan dalam setiap rilisannya (haha).

1. Moesubs (http://moesubs.com)

Fansub ini sudah berdiri cukup lama, yakni sejak tahun 2010, dan untungnya masih belum ada niatan dari foundernya untuk bubar menyusul fansub sesepuh lain. Staff-staffnya sangat unik, kocak, dan terkoordinasi.. itu bisa terlihat dari segi kualitas hasil rilisan mereka yang subtitle-nya selalu konsisten terhadap KBBI dan EYD (haha); dengan size video yang semakin membengkak dan menyakitkan buat hardisk (haha). Men-delay dan men-drop beberapa judul anime sepertinya sudah menjadi ritual musiman mereka, jadi ada kalanya kalian harus bersiap untuk kalap ketika harus mencari fansub lain yang merilis judul anime yang sama seperti Moesubs dengan kualitas yang tak kalah dari mereka. Jujur, dari pengalamanku itu bakalan susah banget nyarinya (hiks), tak jarang hanya menyisakan pilihan untuk mengunduh yang ber-subtitle bahasa Inggris.

1. Antifansub (http://antifs.eu)
"Kami tidak bekerja di bawah tekanan"
--sepertinya sudah menjadi motto andalan fansub satu ini. Jadi jangan heran kalau kalian tidak akan bisa menagih mereka untuk cepat dalam hal merilis proyek anime yang mereka kerjakan, atau merengek untuk mengecilkan size dewa dari video-nya, dsb. Staff di sana sering menggunakan sarkasme dalam menanggapi komentar leecher-nya, tapi justru dari itulah yang memberikan kesan keunikan dari "Anti" itu sendiri. Tentu saja, kualitas baik dari segi subtitle maupun video tidak perlu dipertanyakan.

1. Jalsubs dan AIAsubs (http://jalsubs.com dan http://www.aiasubs.com)
Kedua fansub ini sering joinan dalam berbagai proyek anime mereka, namun bukan berarti masing-masing tak punya proyek yang dikerjakan sendiri. Juga termasuk fansub sesepuh yang rilisannya masih kalah banyak dibanding kedua fansub diatas (mungkin). Dalam setiap musimnya mereka hanya mengambil 1-3 judul anime sebagai proyek, bahkan ada kalanya mereka tak mengambil satupun. AIA sendiri sering mengganti domain website-nya, mungkin itu yang membuat mereka sedikit agak sulit untuk ditemukan di search engine. Kedua fansub ini tak sesering Anti dan Moe dalam menge-drop proyek yang mereka ambil, tapi dalam hal men-delay, sepertinya penyakit mereka jauh lebih akut (haha). Subtitle andalan mereka adalah singkat, padat, dan jelas. Size video andalan mereka >100 MB, siap-siap beli hardisk external sana! :D


Nah, dari keempat fansub di atas, bukan berarti kalian bisa bertanya untuk membandingkan di antara mereka mana yang lebih baik atau lebih berkualitas. Keempatnya memiliki ciri khas masing-masing dengan setiap rilisan mereka, kok.

Sebenarnya masih banyak fansub berkualitas yang lain yang ingin kutulis, tapi aku sudah cape' mgetiknya, kapan-kapan aja deh (haha). Akhir kata, aku sangat berterima kasih atas hasil kerja keras dan kontribusi mereka di dunia per-fansub-an yang membuatku bisa menikmati anime selama ini, gak ada niatan menjelek-jelekkan fansub-fansub tersebut ataupun membandingan satu dengan yang lain, jadi jika ada pihak yang merasa tersinggung aku memohon maaf yang sebesar-besarnya.:) See you next time!
 

Seorang Animelovers tapi Gak Bakal Jadi Maniak

Sejak kecil acara TV yang kutonton hanya berita dan kartun. Mungkin karena itu jugalah aku gak tahu apa-apa dan ga mau tahu juga mengenai nama maupun gosip tentang artis. Terkadang baik teman maupun kerabatku memasang wajah tak percaya ketika mereka membicarakan tentang sinetron yang sedang booming atau gosip yang sedang hangat-hangatnya dan aku malah menjawab, "Memangnya apa/siapa itu?" Bukannya aku membenci artis, sayangnya aku tak dapat menemukan keuntungan dari mencari tahu informasi tentang mereka, "Kalau dengan tahu mereka aku bisa dapet duit atau keuntungan lainnya, aku pasti sudah jadi fans no. 1 mereka," itu yang selalu terbesit dalam pikiranku.

Dengan melihat berita aku bisa tahu apa kabar dunia ini dan dengan menonton kartun.. well, itu memang hiburan wajib untuk diriku yang masih belia dikala itu. Sayangnya, sampai lulus SD aku sama sekali tidak tahu bahwa kartun-kartun Jepang yang kutonton dari TV lokal sebenarnya disebut dengan anime. Tidak sampai ketika aku, yang berstatus sebagai anak SMP ingusan alias kelas satu, browsing mengenai tugas yang diberikan oleh guru tetapi malah terdampar di sebuah web dengan nama site "Animekompi". Membaca suatu istilah asing bernama anime aku hanya bisa memiringkan kepala, lalu mencoba mencari tahu apa artinya. Dikarenakan billing-ku saat itu sudah mepet dengan jumlah uang jajan harian anak SMP, aku tidak sempat mengunduh apa-apa.

Setelah aku menanyakan mengenai anime pada kakakku yang saat itu kuanggap tahu tentang segalanya yang kuingin tahu, aku baru benar-benar paham tentang perbedaan antara kartun dan anime. Dari situlah awal mula aku mengenal dunia anime, tapi tentu saja aku tidak langsung tertarik begitu saja. Aku mengenal dunia game online sedikit lebih cepat daripada dunia anime, jadi aku lebih banyak menghabiskan paket billing untuk main game online bernama Perfect World, hehe. Saat menginjak bangku SMA, karena dengan berbagai tuntutan yang ada, aku pensiun sebagai seorang gamer. Di suatu saat aku sedang bosan karena senggang dan tak ada aktivitas yang dapat kukerjakan, aku teringat pada web Animekompi dan mencoba mengaksesnya lewat notebook yang baru dibelikan oleh orangtuaku. Aku yang masih awam, hanya tahu dan tertarik untuk mengunduh judul-judul anime yang pernah tayang di TV lokal.

Sudah hampir lima tahun sejak saat itu, sekarang bahkan hardisk laptopku 90% terisi oleh koleksi berbagai judul anime. Nah, tapi jangan salah, aku jauh dari kata: maniak. Aku menyukai banyak hal di dunia ini, tapi takkan bisa mencintainya. Singkat cerita, aku bukanlah tipe orang yang bisa mendedikasikan dirinya dalam suatu hal. Tak pernah terbesit dalam diriku untuk menjadi seseorang yang sangat ahli, tahu, maniak, ataupun fanatik. Aku malah menghindarinya, dan akan berhenti sebelum aku terjebak dan membusuk di satu tempat.
 
"Karena di dunia ini terlalu banyak kemungkinan untuk dijalani dan dipelajari."
--Pasti, sampai mati pun aku akan tetap mencari sesuatu yang baru.

Bagiku, anime lebih bermutu daripada sinetron.
Bagiku, anime lebih menarik daripada film.
Meskipun begitu..
Bagiku, anime hanyalah pengisi waktu kosong.
 
Aku menantikan datang saatnya ketika aku pensiun dari menjadi animelovers. Nah, tapi aku akan menunggu dengan sabar dan melakukannya secara perlahan.
 
diooda