Kesan dan Pesan di SMAN 1 GEGER

Saat SMP, aku sangat membenci SMA 1 GEGER. Keluargaku sering menjahiliku dengan mengatakan, "kalau ga mau nanti malah bakalan ke sana lho... kalau benci ntar malah jadi cinta lho..," dan perkataan mereka membuatku kesal sepanjang taun itu. Ibuku memintaku untuk bersekolah di SMAN 1 GEGER saja karena jaraknya yang cukup dengan rumahku, tapi aku segera membantahnya dan bertekad untuk melanjutkan bersekolah ke kota. Aku segera mendaftar ke SMA kota yang aku inginkan, dan menjalankan ujian masuk SMA tersebut. Dua tahap tes aku lolos, dan itu adalah hal yang sangat menyenangkan hatiku, "tinggal tahap lagi," pikirku. Tapi saat itu juga adalah hari terakhir dari pendaftaran ulang di SMA 1 GEGER, yang kebetulan karena saat itu aku bosan jadi ikut PMDK dan entah kenapa bisa diterima padahal aku hanya main-main saat mengerjakan soal tesnya. Tanpa memberitahuku, ibuku ke sana dan melakukan daftar ulang, ketika sampai di rumah, barulah belian mengatakan padaku bahwa ia sudah membayar biaya daftar ulang yang tidak sedikit.

Perasaanku sangat kacau saat itu. Aku tahu ibuku sengaja melakukannya, dan bisa saja aku untuk tetap bersikeras ingin melanjutkan sekolah ke kota, tapi aku berusaha berpikir bahwa pasti tempat yang diridloi orang tuaku adalah yang terbaik untukku. Jadi, dengan basmallah dan sangat-sangat tidak ikhlas, aku memilih untuk bersekolah di SMAN 1 GEGER.

Hari-hari pertama aku bersekolah di SMAN 1 GEGER sangat membosankan. Aku jadi semakin tak bernafsu untuk berangkat ke sekolah. Untuk menghilangkan kejenuhanku, aku lari ke dunia game online. Tapi kesenangannya hanyalah kepuasaan semu. Aku juga tak begitu cocok dengan kelasku. Sejujurnya, aku menjadi semakin benci terhadap SMAN 1 GEGER saat itu.

Setelah sekian bulan aku bersekolah di sana, aku berkenalan dengan seseorang yang 'sebenarnya sangat menjengkelkan' karena ke-kepo-an-nya terhadapku yang keturunan China. Yah, karena faktor kulitku yang sawo matang, tak banyak yang menyadari bahwa ayahku adalah orang China. Namanya adalah Anggi Eka Pratiwi Pinter Soelaksono *sak penak udel'e ganti jenenge uwong* biasa kupanggil dengan sebutan Pinter. Saat itu, setiap hari aku di geret ke luar kelasnya untuk bercerita tentang keluargaku dan adat orang China. Awalnya aku berpikir bahwa dia adalah orang yang merepotkan. Tapi entah kenapa aku selalu menjawab setiap pertanyaannya.

Di tahun keduaku menjadi siswi di SMAN 1 GEGER, aku mendapat kelas yang cocok dengan kepribadianku. Teman-teman baruku sangatlah lucu dan unik. Setiap hari rasanya menyenangkan bercanda dengan mereka. Meski A4 itu tidak seramai kelas yang lain tapi kelas itu nyaman seperti motto kelasnya "Anteng Adem Ayem".

Aku tidak bisa mengatakan sekarang aku mencintai SMAN 1 GEGER, tapi aku sudah tidak membenci sekolah ini, justru aku sangat bersyukur sudah memilih bersekolah di tempat ini.
Di sini aku belajar bahwa bukan hal mudah untuk menerima sesuatu yang tidak kita inginkan untuk terjadi dan mengatakan bahwa "Aku rapopo", tapi Allah pasti memberikan apa yang terbaik bagi kita baik dengan atau tanpa kita sadari.


Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Kesan dan Pesan di SMAN 1 GEGER ini dipublish oleh Unknown pada hari Selasa, 18 Maret 2014. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Kesan dan Pesan di SMAN 1 GEGER
 

0 komentar:

Posting Komentar

diooda